Membangun custom kids bedroom ada baiknya disesuaikan dengan perkembangan umur anak karena pada setiap stage-nya mereka memiliki kebutuhan yang berbeda. Selain itu, penting bagi orang tua mengkonsiderasi keamanan furniture yang digunakan beserta kenyamanan anak saat tinggal di kamar tersebut. Berikut adalah ulasan lengkapnya.
Bayi (Di Bawah 1 Tahun)
Khusus untuk bayi, pilihlah cat cerah yang tone warnanya pastel lalu padukan dengan furniture berwarna gelap seperti coklat atau hitam. Hal ini dikarenakan kemampuan visual bayi belum berkembang sempurna sehingga warna terlalu cerah akan menyakitkan mata. Dorongan warna gelap juga membuat bayi lebih mudah untuk tertidur nyenyak.
Balita (1-5 Tahun)
Pada range umur ini, para orang tua mulai mengenalkan nama-nama bentuk kepada anak. Dengan begitu, meletakkan hiasan berbentuk bunga, awan, ataupun bola dapat melatih pola berpikir anak. Persiapkan juga area bermain karena biasanya anak umur segini mulai aktif berjalan dan senang diajak bermain. Contohnya, peralatan masak-masakan, simulasi penjual-pembeli, Lego, mobil-mobilan, dsb.
Anak-Anak (6-12 Tahun)
Memasuki umur Sekolah Dasar (SD), fungsi kamar tidak lagi hanya tempat beristirahat tetapi juga sebagai ruang mengembangkan minat dan hobi. Buatkan tema kamar sesuai dengan karakter favorit anak, misalnya Disney Princess, Transformers, Mickey, dsb. Sediakan juga custom furniture esensial seperti lemari buku, lemari baju, dan meja belajar serta buat custom space kosong untuk tempat anak berkreasi.
Remaja (13-17 Tahun)
Para remaja mulai mengalami perubahan selera warna pada kamar. Dari yang senang dengan warna cerah berubah tertarik dengan warna yang lebih kalem atau netral. Kombinasi warna juga terbatas menjadi 1-2 warna saja agar tema kamar lebih timeless. Warna yang populer dipilih remaja adalah beige, coklat, putih, dan abu-abu. Membuat kamar yang nyaman dengan berinvestasi pada kasur dan bantal yang empuk juga menjadi prioritas utama mereka.
Mulai tahapan umur anak-anak, kita sebagai orang tua perlu proaktif mengajak anak berdiskusi mengenai kebutuhan dan kamar impian mereka. Dalam bonding time ini, sang anak pun jadi lebih dekat dengan orang tua sekaligus belajar mempertanggungjawabkan pilihan-pilihan mereka.